Solusi Jika Bingung Menentukan Jenis Usaha Yang Omset nya Paling Tinggi

assalamu’alaikum…
saya sangat berkeinginan untuk mempunyai usaha. saat ini saya bekerja dan masih mempunyai waktu luang. akan tetapi saya bingung usaha yang cocok untuk saya.  jika ada yang menarik maka saya kepingin usaha tersebut, akan tetapi jika ada yang lain maka saya juga ingin kembali akan tetapi hal tersebut membuat bingung dan hingga saat ini belum melangkah untuk menentukan usaha apa yang akan saya lakukan.
sedangkan ada saran yaitu usaha hal yang diminati saya pun hingga saaat ini tidak tahu apa yang saya minati. jadi mungkin ada masukan apa ang musti saya pikirkan dan lakukan agar saya bisa segera memulia apa yang ada diangan-angan. terima kasih.
wassalamu’alaikum
Zainal
================***=================
Wa’alaikum salam Wr Wb
Pak Zainal, Anda tidak sendirian memiliki kebingungan seperti itu. Saya yakin banyak yang masih mengalami kebingunan seperti itu. Sayapun dulu seperti Bapak, bingung… mau usaha apa, gimana memulainya, bagaimana modalnya, dll.
Yang saya lakukan saat bingung seperti Anda adalah mengumpulkan informasi tentang usaha-usaha yang kira-kira bisa saya jalankan sesuai kemampuan finansial saya. Saya buat catatan di buku saya tentang berbagai peluang yang mungkin saya ambil nantinya.
Kemudian saya datangi salah satu pemilik franchise burger dengan pertimbangan biaya memulainya murah. Saya tanyakan detail mengenai bagaimana cara mengambil franchise-nya (tepatnya sich business opportunity). Saya datangi juga pihak yangmenawarkan franchise es cendol. Saya datangi pemilik franchise mie ayam, dll.
Brosur-brosurnya saya kumpulin. Kemudian saya baca-baca tawarannya, saya bayangkan kalau saya ambil kira-kira nantinya seperti apa, seberapa repotnya saya mengelola bisnis tersebut, mengingat saya juga bekerja di kantoran. Kira-kira nanti gimana cari karyawan, gimana menggajinya, dll. Semua saya pikirkan saja karena saya juga bingung dimana mencari jawabannya dan saya belum tahu jawabannya. Pokoknya pikirkan dan rasakan dulu. Konyol memang, he.. he.. he.. tapi ya begitulah proses yang dulu saya jalani.
Ternyata keinginan saya berubah, saya jadi pingin buka warnet. Hal yang sama saya lakukan, saya mencari tentang peluang bisnis warnet. Ini lebih mudah, karena informasinya banyak tersebar di internet sehingga bisa dicari lewat googling. Saya juga bertanya pada pengelola warnet tentang bagaimana cara membuka warnet. Ternyata mentok juga di modal. Saya tidak kuat mendanai sendiri buat buka warnet. Untuk kerjasama saya tidak ada bayangan dan tidak terpikirkan.
Pikiran berubah lagi, saya pingin buka toko barang-barang petualangan (adventure) karena ada teman yang sudah memulai dan sepertinya menarik untuk dikembangkan. Sayangnya keinginan saya bertepuk sebelah tangan. Jadinya tidak diteruskan. Pokoknya apa saja yang terpikir ingin dijalani, saya kumpulkan informasinya.
Nah setelah berbulan-bulan bergelut dengan kebimbangan/kebingungan, munculah ide buka toko jilbab. Ide itu datang tiba-tiba dari arah yang tidak terduga. Awalnya saya baca salah  satu emailnyaPak Hadi Kuntoro di milis Wonosobo, terus saya lihat-lihat iklan di majalah muslimah, muncullah keinginan buka toko jilbab. Kemudian saya tawarkan kepada istri saya ternyata istri saya sangat berminat dan mendukung. Setelah kami berdua sepakat, maka tindakan2 berikutnya mengalir seperti jatuhnya bola salju, mengalir deras dan tidak mungkin mudur lagi.
Demikian gambaran saya satu-tahun-tiga-bulan yang lalu. Nah kembali kepada kebingunan yang Pak Zainal alami, saran saya tenang saja Pak. Sekarang ambil kertas atau siapkan buku tulis, tulis saja ide-ide bisnis yang ingin Anda jalani, tulis saja secara bebas, seenaknya, senyamannya, dan jangan pakai rasa takut dan khawatir. Ibaratnya Pak Zainal sedang menanam bibit, bibit mana yang nantinya tumbuh dan nantinya akan ditanam jangan terlalu dipikirkan.
Setelah dapat daftarnya, coba sambil jalan-jalan ke kantor, perhatikan orang-orang yang menjalankan usaha yang Pak Zainal catat. Bayangkan kalau saya menjalankan usaha ini kira-kira gimana perasaan saya, gimana kesibukan saya, gimana nanti mempekerjakan karyawan, dll. Cobalah untuk berpikir positif, jangan pikirkan yang negatif. Bayangkan saja gimana rasanya nanti menggaji karyawan sesuai UMR, jangan pikirkan gimana kalau saya nggak bisa nggaji karyawan? Wong coma mikir-mikir koq, jangan mempersulit diri.
Sama saja seperti nanam benih, misalnya benih mangga, bayangkan nanti pohonnya tumbuh lebat, buahnya besar2, ranum, dan manis. Jangan pikirkan gimana nanti kalau pohonnya kena angin, terus tumbang, roboh di atap, terus rumahnya rusak… wah nggak bakalan kita jadi nanam mangga.
Coba juga masuk ke Pasar, perhatikan orang-orang yang berjualan produk yang Pak Zainal pikirkan. Perhatikan orang yang jualan bakso, gimana caranya mereka bisa berjualan dan bagaimana kalau nanti Pak Zainal yang berjualan. Perhatikan orang yang jualan koran / majalah, bagaimana mereka berjualan dan bagaimana kalau nanti Pak Zainal yang berjualan. Perhatikan orang yang jualan voucher dan HP, bagaimana mereka berjualan dan bagaimana kalau nanti Pak Zainal yang berjualan.
Coba juga masuk ke Mall dan pusat grosir, perhatikan bagaimana mereka berjualan dan kira-kira bagaimana nanti kalau Pak Zainal yang punya usaha itu. Pokonya sering-sering saja lakukan pengamatan. Nanti saat mengamati mungkin pikiran kita akan menerawang tentang prospeknya, tentang variasi usahanya, tentang persaingannya, dll. Biarkan saja pikiran itu muncul dan rasakan saja. Wong kita juga belum buka usahanya kan. Jadi bebas saja.
Syukur-syukur Pak Zainal punya kesempatan ngobrol dengan pengusaha yang Pak Zainal minati. Obrolan ringan saja Pak. Seperti istri saya, waktu masuk ke toko jilbab, tanya saja mana produk yang laris, berapa harganya. Ketemu sama tukang somay, tanya siapa yang buat, berapa sehari laku, berapa keuntungannya. Obrolan santai yang mengalir dan tidak dipaksakan sering memberikan informasi yang sangat berharga bagi kita.
Nah lama-lama, InsyaAlloh akan muncul perasaan yang kuat dan keyakinan dalam diri kita, "AHA.. ini usaha yang ingin saya jalani!!". Setelah muncul AHA tersebut, segera tindaklanjuti dengan action-action yang lain, misalnya menyewa tempat (kalau mau buka toko), mencari suplier, mencari rekanan, dll. InsyaAlloh kalau sudah begini tidak akan bingung lagi dan akan mengalir seperti bola salju menggelinding semakin kencang.
Itu berdasarkan pengalaman saya lho Pak. Kalau Pak Zainal tidak nyaman dengan cara saya coba cari cara Pak Zainal sendiri. Atau kalau kalau masih bingung juga cobalah mulai dari yang kecil-kecil dulu, misalnya dari jualan burger dengan gerobag atau numpang di depan minimarket. Atau jualan es buah atau es jus di pinggir jalan. Atau coba ikutan bazaar di berbagai event dengan meminjam barang dagangan dari rekan, teman, atau Saudara Pak Zainal.
Minat tidak minat, suka tidak suka, coba saja dulu yang kecil-kecil. Daripada berlama-lama bingung. Toh modalnya kecil, kalaupun tidak lancar usahanya, Pak Zainal sudah dapat ilmu berjualan, sudah bisa merasakan bagaimana berjualan. Dan biaya yang Pak Zainal keluarkan jauh lebih murah dibanding ilmu yang Pak Zainal peroleh. InsyaAlloh dengan pengalaman kecil tadi, Pak Zainal akan lebih siap saat mendapatkan peluang yang lebih besar nantinya. Syukur-syukur dari yang kecil itu bisa berhasil dikembangkan jadi besar dan jadi lebih baik lagi, berarti akan dapat keuntungan ganda, dapat ilmu memulai bisnis dan ilmu membesarkan bisnis.
Mudah-mudahan bisa membantu. Kalau masih bingung juga….. saya juga jadi bingung dech……
Pokoknya gini Pak asal tiap saat, tiap hari, tiap minggu ada action yang Pak Zainal ambil untuk mendekatkan pada tujuan, itulah namanya PROSES. Apapun nanti pilihannya dan berapa lama mengambil keputusannya, itu juga PROSES. Dalam setiap kesempatan jangan cepat-cepat memfonis hasilnya, karena kalaupun sedang rugi atau sedang untung, sedang senang atau sedang bingung, itu juga proses yang harus dijalani. Nikmati setiap prosesnya dan selalu bergerak, maka nanti apapun hasilnya kita akan menilai kalau kita ada progres dari proses-proses yang kita ambil.

Artikel Lainnya