Cara Cerdas Mendapatkan Modal Usaha

Menghasilkan uang dengan konsep having, doing, being ternyata bukan mimpi, saya sudah membuktikan gagasan itu untuk mendapatkan modal berbisnis. Saya mempunyai 2 (dua) buah rumah dan sebuah mobil dengan cara menerapkan konsep tersebut. Bagaimanakah caranya?




  • Mempunyai (Having)
Saya mempunyai (having) motivasi yang menurut saya sangat relevan sebagai dosen, yaitu  “janganlah bekerja untuk uang tapi bekerjalah untuk belajar” atau    “bekerja adalah untuk belajar bukan bekerja untuk uang”. Bekerja untuk uang menghasilkan ketakutan dan ketamakan.
Bekerja untuk uang akan menjadikan saya tergantung dengan uang. Tergantung dengan uang akan menciptakan ketakutan, takut tak punya uang, takut kekurangan uang, sehingga bisa menjadi budak uang yang mau dan tega melakukan apa pun demi uang termasuk dengan cara yang batil.
Bekerja untuk uang akan menjadikan saya sangat mencintai uang dan kemungkinan besar dapat mengubah saya menjadi tamak. Ketika saya mendapatkan gaji yang  bertambah besar atau uangnya bertambah banyak, keinginan saya pun tentu bertambah, sehingga saya menjadi semakin tamak untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Ketamakan bisa menjadikan seseorang mau dan mampu melakukan sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Bekerja dapat menjadi pembelajaran untuk menguasai cara menghasilkan uang dengan mudah, mengatur pengeluaran yang efisien, serta mengelola aset dan liabilitas dengan baik. Pengetahuan tersebut meliputi aspek kognitif (pengetahuan), psikomotorik (keterampilan) dan afektif (sikap). Bekerja membuat saya mempunyai (having) kemampuan konseptual untuk menghasilkan uang dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang saya dapatkan dari prinsip bekerja untuk belajar.
  • Melakukan (Doing)
Setelah saya mempunyai kemauan dan kemampuan konseptual untuk menghasilkan uang, saya mulai melakukan (doing) sesuatu yang sudah saya kuasai dan menjadi kemauan saya tersebut. Banyak cara yang sudah saya lakukan, salah satu caranya adalah how to make money with loan. Caranya,  saya  mencari pinjaman yang aman, mengelolanya dengan  membeli sesuatu, menjual kembali dan menyewakannya,  sehingga saya mendapat penghasilan pasif sampai sekarang. Cara tersebut telah saya lakukan dan dapat dilakukan pula oleh siapa pun.
  • Menjadi (Being)
Motivasi dan tindakan yang saya lakukan sesuai dengan keinginan saya untuk menjadi (being) dosen yang kaya tanpa keharusan untuk bekerja. Persisnya, saya ingin menjadi dosen yang melakukan pekerjaan sebagai pilihan, bukan bekerja sebagai keharusan karena butuh untuk makan.
Bekerja sebagai pilihan dapat terwujud kalau saya sudah mempunyai penghasilan pasif (passive income) yang memadai. Penghasilan pasif adalah penghasilan yang diperoleh secara rutin dan terus menerus tanpa bekerja, karena aset yang saya miliki telah “bekerja” menghasilkan uang.
Pada saat tujuan saya tercapai saya dapat memilih akan mengajar apa, dimana dan kapan pun yang saya suka, karena saya tidak lagi bekerja untuk uang. Mengajar menjadi sebuah peribadatan dengan memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Alangkah indahnya hidup ini, sebab  ilmu yang bermanfaat pahalanya akan terus mengalir kendati kita telah meninggal dunia.
  • Cara menerapkan konsep tersebut
Saya menerapkan konsep di atas dengan 4 (empat) langkah praktis :
  1. Mencari pinjaman yang aman
  2. Membeli sesuatu
  3. Menjual kembali dan
  4. Menyewakan
Dengan 4 langkah tersebut saya mendapat penghasilan pasif sampai sekarang dan cara ini  dapat dilakukan pula oleh siapa pun, yakni :
  • Saya mencari pinjaman yang aman untuk membayar uang muka sebuah rumah. Pinjaman tersebut saya dapatkan dari mertua yang tentu saja tidak mengenakan bunga dan batas waktu pengembalian yang ketat.
  • Saya meminjam surat-surat rumah dari pemilik rumah yang akan saya beli untuk mengurus kredit atau pinjaman ke bank setelah membayar uang muka. Ini dimungkinkan karena saya telah memberikan uang mukanya. Bank yang saya pilih adalah bank yang mempunyai syarat-syarat yang lunak.
  • Setelah dilunasi dengan pembayaran uang pinjaman bank, rumah tersebut saya sewakan dan uang sewanya digunakan untuk membayar angsuran pinjaman dan bunganya ke bank.
  • Saya kemudian menjual rumah tersebut ketika harganya sedang meningkat untuk membeli rumah yang ukurannya lebih besar.
  • Hasil penjualan rumah digunakan untuk  melunasi pinjaman ke bank dan membayar uang muka  rumah yang ukurannya lebih besar.
  • Sebelum disewakan, rumah tersebut dipecah menjadi 2 (dua) sehingga mendapatkan uang sewa yang berlipat ganda.
  • Uang sewa yang diperoleh digunakan untuk mengangsur pinjaman ke bank dan sisanya dikumpulkan sebagai uang simpanan.
  • Setelah mencapai jumlah tertentu,  simpanan tersebut saya gunakan sebagai uang muka pembelian sebuah mobil. Saya membayar uang muka yang besar untuk mendapatkan angsuran yang ringan. Untuk menambah uang muka, saya meminjam lagi kepada orang tua.
  • Mobil tersebut kemudian saya fungsikan sebagai mobil pribadi sekaligus mobil sewaan dan uang sewanya digunakan untuk mengangsur pembayaran pinjaman dari bank.
  • Uang sewa yang diperoleh dari 2 (dua) rumah sewa dan mobil sewaan tersebut yang kemudian digunakan untuk melunasi pinjaman kepada mertua/orang tua.
  • Saat ini mobil sudah lunas, namun rumahnya masih belum terlunasi. Meski demikian  saya tidak terbebani karena angsurannya sudah dibayar dari penyewaaan properti tersebut.
Source : http://mulyo.blog.esaunggul.ac.id/2011/12/28/inilah-cara-saya-mendapatkan-modal/

Artikel Lainnya