Mahasiswa Sukses Berjualan Pupuk Secara Online

Memulai bisnis bagi seseorang memang berbeda-beda, ada yang terencana tetapi ada juga yang secara kebetulan. Misalnya yang dialami oleh Elsa Rosyidah, kini ia sukses menjadi pengusaha pupuk, hanya karena berawal dari keinginan untuk menolong teman yang sering ditipu oleh tenaga marketing.

Wanita kelahiran Blora, Jawa Tengah 1985 ini, kemudian mencoba membuat pemasaran pupuk secara online dari produk temannya. Padahal sebagian besar para pengguna pupuk adalah petani yang umumnya tidak terbiasa dengan transaksi online. Lalu bagaimana kah?

Usaha yang dimulai pada September 2009 ini, tidak disangka-sangka, dalam beberapa hari setelah ia memulai memasarkan melalui website tidak berbayar (blogspot), Elsa langsung memperoleh pesanan dalam jumlah yang cukup luar biasa.

Elsa menceritakan alasannya memilih penjualan dan pemasaran pupuk secara online. Berawal dari keinginan menolong, dia pun berpikir untuk memasarkan produk temannya itu. Padahal pada waktu itu, Elsa sedang menempuh studi S1 di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Kemudian ia berpikir bagaimana dapat menjual pupuk supaya dia bisa kuliah dan juga dapat membantu temannya.

"Itu sangat sulit bagi saya karena ketika memasarkan pupuk secara offline (nyata), itu memerlukan biaya untuk keliling kemudian saya tidak tahu medannya seperti apa, belum banyak kenalan di toko pupuk juga, dan itu menghabiskan waktu dan tenaga juga. Tetapi saya tetap ingin bantu dan akhirnya kita buat secara online," katanya kepada detikFinance beberapa waktu lalu di kediaman dubes AS, beberapa waktu lalu.

Beberapa hari setelelah mulai dipasarkan, kemudian ada seorang yang menelpon Elsa untuk memesan pupuk dari toko online-nya. Elsa pada saat itupun sedikit kaget karena dia samasekali tidak menyangka. Alasannya dalam waktu yang singkat, yakni 10 hari setelah toko online dari situs non berbayar itu (blogspot) di buka, langsung memperoleh respon dari pelanggan dan Elsa pun harus melihat katalog harga terlebih dulu karena dia tidak begitu hafal dengan harga pupuk yang ditawarkan.

"Waktu saya ditelpon orang, saya benar-benar bingung karena masih belum ada persiapan dan saya masih lihat daftar harganya berapa," ceritanya.

Wanita finalis wirausaha mandiri nasional tahun 2009 dan juga salah satu dari sembilan wanita muda Indonesia peraih program 10.000 wanita wirausaha dunia dari Goldman Sachs di Amerika Serikat tahun 2012 ini, menyadari bahwa hanya dengan mengunakan situs non berbayar yang sederhana saja bisa berjalan. Kemudian ia berpikir untuk meningkatkan kualitas toko onlinenya, Elsa kemudian menggunakan situs berbayar.

"Ini kemudian berlangsung hingga kini dan sekarang menggunakan website yang berbayar," tuturnya.

Menurut Elsa, memasarkan dan menjual pupuk secara online, bukannya tanpa kendala karena pupuk merupakan kebutuhan dasar petani yang umumnya jarang dijual secara online dan sebagian besar pengguna pupuk dan distribusi pupuk dipegang adalah orang yang usianya cukup tua dan tidak terbasa dengan transaksi melalui toko online. Disamping itu, tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap transasksi online masih relatif rendah.

"Kita harus membiasakan mereka untuk online dan membuat mereka percaya kepada kita," pungkasnya.

Elsa sendiri menjual pupuk semi organik, sedangkan pelangganya tidak membatasi segmen pasar dari toko onlinenya. Menurutnya siapapun orang yang terbiasa dan bisa transaksi online merupakan pasarnya.

Pelangganya sendiri merupakan orang yang sudah berpengalaman di bidang pupuk, seperti para petani, kelompok tani, toko prasarana pertanian dan distributor pupuk.

"Semua orang yang bisa online itu adalah pasar kami," ujarnya.

Elas yang kini sedang menempuh pendidikan Pasca Sarjana di Unpad Bandung ini menambahkan, usaha yang awalnya hanya dikelola oleh ia sendiri, sekarang telah memiliki 8 orang pegawai karena seiring berjalannya waktu dan meningkatnya order atau pesanan pupuk.

Sayangnya Elsa enggan berkomentar soal berapa omset yang ia peroleh, tetapi ia mengungkapkan dari awal berdiri hingga sekarang, peningkatan penjulan toko onlinenya mencapai 400%. Saat ini pasar pupuknya telah tersebar di seluruh pulau di Indonesia dari jawa, Sumatera hingga Sulawesi.

"Itu luar biasa dan sekitar 400% serta pasar kami tersebar di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Kesuksesan wanita muda ini bukannya tanpa kendala, Elsa pernah mengalami pengalaman pahit. Saking senangnya waktu pesanan di awal-awal. Pada pesanan selanjutnya Elsa memperoleh pesanan sekiatar 3 kontainer pupuk.

Tepatnya pada tahun 2009, ketika barang telah sampai di tangan pelanggan. Ternyata pupuk yang dijual oleh Elsa tidak dibayar dan orang yang membeli tidak tahu kemana. Dia waktu itu mengalami kerugian hingga Rp 160 juta. Pengalaman tersebut kemudian memberikan pelajaran yang berharga bagi Elsa untuk membuat sistem pembayaran agar peristiwa itu tidak terulang kembali, yakni barang akan dikirim jika sudah lunas atau 100% terbayar.

"Barang akan kita kirim ketika pembayaran 100% telah dibayarkan. 50% ketika pemesanan dan 50% ketika barang akan dikirim.” tegasnya.

Elsa juga berkeinginan membuka toko pupuknya secara offline dan menambah kerjasama dengan produsen pupuk untuk menambah jenis produk yang dijual dan memperluas pasarnya. Serta meningkatkan kualitas sistem toko onlinenya.

Artikel Lainnya