Apabila anda ingin memulai suatu usaha, tidak ada salahnya mengikuti delapan langkah berikut ini :
MENGETAHUI / MENGENALI DIRI ANDA SENDIRI
“Corak/Sifat-sifat Keberhasilan” berikut ini kelihatannya banyak ditemukan pada diri para wirausahawan yang berhasil:
Orang yg memulai sendiri ? Pekerja keras
Berorientasi pada orang ? Berani atau tidak ragu dlm membuat keputusan
Pemimpin ? Terpercaya, kata-katanya dapat dipegang
Menikmati tanggungjawab ? Tekun/ulet
Terorganisir/ teratur ? Sehat
Disamping itu hal-hal berikut ini akan berpengaruh terhadap usaha apapun yang anda jalankan
Pengalaman kerja pada masa lalu tentunya akan menentukan jenis usaha yang akan dimulainya.
Menjalankan usaha adalah lebih mudah jika anda sudah kenal dengan produk atau jasa, dan industrinya.
Memulai usaha-baru jauh lebih rumit kala anda mencoba untuk melakukan
keduanya pada saat yang bersamaan (cari pengalaman dan mencari tahu
tentang produk).
MERENCANAKAN
Suatu rencana usaha yang baik merupakan garansi untuk keberhasilan.
Menurut beberapa survei, perencanaan yang benar merupakan faktor penentu
utama bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan suatu usaha.
Rencana usaha itu dibuat karena tiga alasan mendasar:
1. untuk menentukan kelayakan,
2. untuk menyediakan dokumen tertulis,
3. dan untuk membimbing penanganan usaha yang sesungguhnya.
Sebuah rencana usaha harus mendokumentasikan aspek-aspek usaha seperti pemasaran, pengorganisasian, dan keuangan.
Anda harus merencanakan pemulaian suatu usaha untuk menentukan apakah
perusahaannya akan mendapatkan keuntungan atau kerugian — di atas kertas
— sebelum ia berhenti dari pekerjaannya (pada saat ini), mengambil
kredit modal untuk kedua kalinya dengan menjadikan rumahnya sebagai
jaminan/agunan, dan membuat komitmen dengan (meyakinkan) sanak-keluarga
dan kerabat tentang kemungkinan resiko dan keuntungannya.
Andalah yang harus menentukan berapa besar jumlah modal yang diperlukan
untuk memulai dan menjalankan usaha sampai usaha tersebut dapat
membiayai dirinya (mandiri).
Klien juga harus secara ketat menguji kebutuhan keuangan dirinya
sendiri, karena kebanyakan usaha baru pada masa-masa awalnya tidak dapat
menggaji pemiliknya.
Pemberi pinjaman (bank) dan penanam modal berharap untuk dapat melihat
suatu rencana usaha. Suatu rencana resmi yang tertulis akan menunjukkan
kepada mereka bahwa klien telah melakukan “pekerjaan rumahnya” dan telah
mengembangkan gagasan usaha yang dapat dilaksanakan.
PENDANAAN
Langkah berikutnya yang harus diayunkan oleh klien adalah bagaimana mencari atau mendapatkan dana untuk modal.
Pertama ia mungkin harus bersedia untuk mengorbankan tabungan
pribadinya, dan menggunakan harta milik pribadi sebagai jaminan untuk
pinjam uang.
Para penyedia pinjaman dan penanam modal biasanya akan mensyaratkan “(dokumen-dokumen) keabsahan” sebagai berikut:
Tekat/komitmen atas keuangan pribadi yang terbesar,
Pendapatan dari usaha cukup untuk membayar hutang/pinjaman;
Agunan dalam jumlah yang setara (bahkan seringkali lebih besar) dengan nilai pinjaman; dan
Pengalaman klien dalam mengelola usaha dari jenis yang sama/serupa.
HAL-HAL LEGAL (UU, Peraturan, Ijin, dsb)
Anda sepatutnya memperoleh saran dari seorang ahli hukum, agen asuransi,
dan akuntan sebelum memutuskan tentang apakah usahanya akan hanya
dimiliki sendiri (sole proprietorship), menjalin kemitraan
(partnership), atau dalam bentuk perseroan (incorporation).
Penyingkapan terhadap pertanggungjawaban mungkin merupakan pertimbangan
yang paling penting dalam memilih bentuk badan hukum perusahaan.
Jika klien akan punya penanam modal, bentuk perseroan sepertinya akan lebih tepat.
PENYIMPANAN CATATAN (Pemeliharaan dari Rekaman) *)
*) Sering disebut sebagai Pembukuan dalam hal-hal yang berkait dengan keuangan
Suatu sistem penyimpanan catatan/data atau sistem pembukuan keuangan
yang baik adalah penting untuk menyediakan/memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh pemerintah, penanam modal, dan peminjam uang (bank).
Catatan atau rekaman amat sangat penting untuk tujuan perencanaan dan
pengawasan. Klien harus tahu berapa banyak uang yang dihasilkan, apa
saja pengeluaran yang dilakukan, adakah keuntungan atau kerugian, siapa
saja yang berhutang kepada usaha ini, dan kepada siapa saja usaha ini
berhutang. Semua pertanyaan ini dapat dijawab dengan sistem pemeliharaan
atau penyimpanan catatan atau data (keuangan) yang baik. Catatan atau
rekaman atau pembukuan yang harus dimiliki oleh suatu usaha yang baru
meliputi:
Buku Register Cheque yang menunjukkan setiap cheque yang dikeluarkan,
tanggal dan jumlah uang pada cheque, penerima check, dan uraian singkat
tentang jenis pengeluaran.
Jurnal Penerimaan Kas yang memperlihatkan uang yang diterima atau masuk,
tanggal penerimaan, jumlah uang yang diterima, nama pembayar, dan
uraian jenis penerimaan.
Buku Besar Rekening yang Harus Diterima (Accounts receivable ledger),
atau Buku Besar Piutang, yang mendaftarkan uang-uang yang masih belum
diterima, yang merupakan kewajiban dari pelanggan anda untuk membayarnya
kepada perusahaan anda.
Buku Besar Rekening yang Harus Dibayarkan (Accounts payable ledger),
atau Buku Besar Hutang, yang mencatat tagihan-tagihan yang masih belum
dibayar oleh perusahaan anda kepada penyedia jasa atau barang (vendors).
Jurnal penggajian/pengupahan yang digunakan untuk menelusuri pembayaran
atau penggajihan kepada karyawan dan ini mencakup hal-hal seperti
pendapatan kotor dan pendapatan bersih, pajak pendapatan perorangan, dan
berbagai macam potongan gaji lainnya, dan
Buku Besar Pengendalian Inventaris (Inventory control ledger) yang
mencatat inventaris yang dibeli, inventaris yang dijual, dan inventaris
yang masih ada. Buku Besar Inventaris ini hanya cocok yang memiliki
inventaris dalam jumlah besar.
ASURANSI
Anda harus memastikan diri bahwa ia mempunyai semua cakupan (coverage)
asuransi sebelum membuka suatu usaha. Anda harus berbicara dengan agen
asuransi tentang perlindungan atas harta milik/kekayaan,
hutang/pertanggungjawaban, kompensasi untuk karyawan, kendaraan,
gangguan usaha, kesehatan, dan asuransi jiwa. Klien harus memperoleh
“penawaran” dari beberapa agen asuransi, baru kemudian membeli asuransi
dari satu agen saja. Hal ini akan memungkinkan klien memperoleh layanan
atau jasa yang lebih baik. Semua polis asuransi harus ditinjau setiap
tahun — sejalan dengan pertumbuhan usaha, maka kebutuhan asuransipun
akan meningkat.
PERPAJAKAN
Klien harus mulai mengayunkan langkah kanan dengan mempelajari apa saja
yang disyaratkan atau dituntut. Mereka harus menghadiri berbagai seminar
dan lokakarya serta berjumpa dengan seorang akuntan. Klien mungkin
perlu mendaftarkan diri dan usahanya pada beberapa instansi pemerintah
pusat atau daerah.
MENCARI PERTOLONGAN / BANTUAN
Mereka harus membuat “tim penasehat yang profesional” , terdiri dari
konselor usaha dari KKB, penasehat hukum, bankir, dan agen asuransi.
Pemilik usaha yang berhasil seringkali mendapat bimbingan dari
wirausahawan yang berhasil yang dijumpainya pada pertemuan Kamar Dagang
(Indonesia) dan dengan organisasi usaha terkait lainnya. Jika anda akan
meminta nasihat dan akan mendengarkannya, peluang keberhasilan akan
semakin meningkat/luas.
Sebagai penutup, siapa yang gagal dalam merencanakan, maka rencanakanlah
untuk gagal. Siapa yang gagal bersiap diri, maka siapkanlah diri anda
untuk gagal (those who fail to plan, plan to fail). Klien harus
meluangkan waktu untuk membuat rencana usahanya dan belajar sebanyak
mungkin sebelum membuat keputusan besar seperti itu. Hanya dengan
begitulah maka impian untuk memiliki usaha akan menjadi kenyataan.